Jumat, 15 Juli 2011

Mika Part 3

Mika part 3*




Malam itu.
Tepat jam 7 malam, Reno pun datang ke rumah Mika. Dan sandiwara itu pun, akan di mulai.

Reno datang dengan mobil mercedesnya, dengan memakai jas hitam, kemeja putih santai, tanpa dasi, Reno berjalan keluar mobil. Dan dia berjalan menuju teras rumah Mika. Diketuknya pintu rumah Mika, beberapa kali. Dan akhirnya seorang pelayan yang usianya mungkin 20an tahun, yang berkerja sebagai pelayan rumah Mika, keluar untuk membukakan pintu.
“Permisi.” Sahut Reno dengan nada sopan.
“Hmm, iya. Ada yang bisa saya bantu.” Elena pun bertanya dengan nada yang tak kalah sopannya.
“Ehh.. Mikanya ada?”
“Ouh, Anda mencari Nona Mika. Jika boleh tahu, anda ini siapa ya, dan ada keperluan apa mencari Mika?” Tanya Elena dengan sangat detail, seolah-olah Reno ingin bertemu dengan Presiden saja.
“Ouh, saya Reno, temennya Mika. Tadi saya sudah membuat janji dengannya. Oh iya, anda sendiri siapa ya? Tantenya Mika?” Reno pun mencoba mengira-ngira dengan siapa dia berbicara.
“Ouh bukan Tuan, saya hanya pelayan dirumah ini. Tantenya Nona Mika, lagi keluar kota.”
“Ouh, maaf kalau begitu. Saya kira, anda Tantenya Mika, karena, anda lebih tidak mirip dengan dandanan seorang pemantu.”
“Oh, Tuan bisa saja. Saya memang tidak terlihat pelayan, karena dirumah ini, saya adalah kepala pelayan,yang hanya bertugas mengawasi pelayan-pelayan lainnya untuk mengerjakan semua kebutuhan Nona Muda.”
“Nona Muda??” seperti inikah kehidupannya. Dikelilingi oleh banyak orang yang selalu siap sedia untuk memenuhi keperluannya *desir Reno dalam hati

Kamis, 14 Juli 2011

Just That

Itu dulu ya postingan buat novelnya, ntar 2 minggu lagi kuposting yang 3 ama 4 ..
Selamat membaca ..

Mika Part 2

Mika part 2*


Sore itu, tiba-tiba Reno datang ke rumah Mika, dengan mobil mercedesnya.
“Hmmm, jadi besuk Ricky kan ?” tanya Reno dengn gaya khasnya, yaitu tanpa say hai, ato ngucapin selamat sore sekalipun.
“Ehh, iya pasti dong !” jawab Mika dengan cuek.
“Hmm, aku ikut ya?!” kata Reno denga sinis.
“Hah! Tenang aja Ren, aku pasti ngasih tau ke Ricky kok, kalo sekarang bangkunya udah diduduki ama anak baru. Oh iya, kamu tahu rumahku dari mana ?”
“Hmm, emang rumah mu itu, rumahnya pejabat apa. Banyak informan yang bisa ku tanyain.”
“Ohh, terus kenapa sekarang kamu mau ikut.?”
“Hmmm, kan Cuma tinggal Ricky aja, teman sekelasku yang belum ku kenal.”
“Oh, iya udahlah, aku ganti baju dulu.”
“Hmm..”
Dan akhirnya dengan terpaksa Mika harus ngerelain jalan bareng Reno, cowok yang ngebetein abis itu.
Dan sepanjang jalan itu, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut eno. Jangankan sepatah kata, ngeliat bibirnya bergerak aja enggak. Mik apun akhirnya menahan sabar.
“Hmm, ntar abis lampu merah itu, belok kiri ya Ren.”
“Hmm, aku udah ke sana kok Mik.”
“Loh, terus, ngapain kamu ngajak aku kalo gitu.”
“Hmm, kamu nggak suka jalan bareng aku?”

Mika Part 1

Mika part 1*



2 minggu telah berlalu...
Dan hari ini, adalah hari pertama gadis itu masuk sekolah setelah libur panjangnya.
“Mika..”          
Gadis itu pun langsung menoleh ketika ada seseorang yang memanggil namanya.
“Davina, kamu buat aku jadi kaget aja”
“Hehehe, kaget ya ??”
“Iyalah..”
“Iya iya, maaf nona cantik. Haha.”
“Tiada maaf bagimu nona jelek.. Weekkk..” Mika pun mengejek Davina dengan menjulurkan lidahnya seperti anak kecil, sambil berlari ke koridor sekolah.
“Dasar nona cantiiikkkk !!” Davina pun berlari mengejar Mika yang telah agak jauh meninggalkannya.
Tapi tak disangka, Mika yang telah lari duluan meninggalkan sahabatnya Davina, tidak sengaja menabrak seorang cowok yang sedang berjalan dikoridor sekolah. Braakkkk !!

Prolog of my novel ..

Prolog


Ayunan itu bergerak maju mundur dengan perlahan. Sepasang kaki itu menapak tanah, seakan tak berdaya. Diiringi dengan wajah masam yang tak bersemangat. Terik matahari yang sangat menyengat, juga tak menggugah hatinya.
Siang itu, gadis berumur 9 tahun itu duduk termenung diayunan sambil memegang boneka panda. Ia hanya diam dan diam. Tak berkata atau  bergerak sedikitpun.
“Mika..” suara lembut itu memanggil namanya, dan suara itu menyadarkan ia dari lamunannya.
“Iya Bunda, kenapa?” dengan tak semangat Mika menjawab panggilan itu.
“Sedang apa kamu disini, sayang ? Padahal diluar begitu panas, dan matahari pun sedang tak bersahabat dengan kita. “
“Mika merindukan kehadiran Ayah, Bunda.”
“Sayang... Ayah pasti akan tenang hidup disana.”
“Iya bunda, Mika tau kok. Tapi Mika hanya merindukannya saja. Apa itu nggak boleh Bunda?”
“Boleh kok. Tapi nanti kamu bisa sakit kalau disini terus, ayo masuk rumah.”
“Iya Bunda.” Akhirnya dengan langkah yang tak pasti, Mika pun masuk ke rumah bersama bundanya.
Saat itu Mika sedang liburan sekolah.
Biasanya, jika libur sekolah, dia bersama ayahnya memiliki segudang kegiatan yang tak ada hentinya. Seperti berenang, memancing, picnic bersama keluarga ditepi danau, membuat rumah pohon, dan masih banyak lagi.
Tapi tidak untuk sekarang ...

Dan. sekarang ...
Mika bukan lagi seorang gadis berumur 9tahun yang suka membawa boneka panda. Sekarang ia adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang duduk di bangku SMA. Dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, dan menarik. Selain itu dia juga tumbuh menjadi seorang gadis yang tegar dan apa adanya. Tapi dibalik dari semua sikap dan sifatnya itu, gadis ini juga memiliki sifat yang amat sangat cuek, terutama terhadap cowok.

^^^^