Mika part 3*
Malam itu.
Tepat jam 7 malam, Reno pun
datang ke rumah Mika. Dan sandiwara itu pun, akan di mulai.
Reno datang dengan mobil
mercedesnya, dengan memakai jas hitam, kemeja putih santai, tanpa dasi, Reno
berjalan keluar mobil. Dan dia berjalan menuju teras rumah Mika. Diketuknya
pintu rumah Mika, beberapa kali. Dan akhirnya seorang pelayan yang usianya
mungkin 20an tahun, yang berkerja sebagai pelayan rumah Mika, keluar untuk
membukakan pintu.
“Permisi.” Sahut Reno dengan nada
sopan.
“Hmm, iya. Ada yang bisa saya
bantu.” Elena pun bertanya dengan nada yang tak kalah sopannya.
“Ehh.. Mikanya ada?”
“Ouh, Anda mencari Nona Mika.
Jika boleh tahu, anda ini siapa ya, dan ada keperluan apa mencari Mika?” Tanya Elena
dengan sangat detail, seolah-olah Reno ingin bertemu dengan Presiden saja.
“Ouh, saya Reno, temennya Mika.
Tadi saya sudah membuat janji dengannya. Oh iya, anda sendiri siapa ya?
Tantenya Mika?” Reno pun mencoba mengira-ngira dengan siapa dia berbicara.
“Ouh bukan Tuan, saya hanya pelayan
dirumah ini. Tantenya Nona Mika, lagi keluar kota.”
“Ouh, maaf kalau begitu. Saya
kira, anda Tantenya Mika, karena, anda lebih tidak mirip dengan dandanan
seorang pemantu.”
“Oh, Tuan bisa saja. Saya memang
tidak terlihat pelayan, karena dirumah ini, saya adalah kepala pelayan,yang
hanya bertugas mengawasi pelayan-pelayan lainnya untuk mengerjakan semua
kebutuhan Nona Muda.”
“Nona Muda??” seperti inikah
kehidupannya. Dikelilingi oleh banyak orang yang selalu siap sedia untuk
memenuhi keperluannya *desir Reno dalam hati