Selasa, 08 Juli 2014

Terima Kasih.



Terima Kasih.

Anda memberikan luka lalu pergi berbahagia dengan orang lain. Seakan luka itu tidak pernah ada.
Tidak ada tangis, tidak ada rasa salah, risau dan peduli

Seseorang di sini meilhatmu, melihatnya, melihat kalian berdua.
Senyum itu. Senyum kalian, sedikit menggores hati ini. Tidakkah anda tahu, di sini seseorang itu dengan hati dan keluarganya terluka oleh anda.


Hati orang tua mana yang tidak sakit ketika mereka mengetahui/melihat anak perempuannya ditinggalkan begitu saja. Tanpa alasan, tanpa kata.

Mana janji yang pernah anda buat?
Mana janji yang pernah ada saat itu?
Janji yang tidak sengaja terukir bersamaan ketika anda datang ke rumahnya, menyapa dan tersenyum kepada kedua orang tuanya. Janji yang tidak sengaja terpatri dengan waktu yang terus bergulir seiring anda sering menemui keluarganya.
Janji itu.
Janji itu pergi, ataukah diingkari?

Waktu terus berjalan setelah anda pergi, bahkan seiring anda menjauh dari hidup saya.
Waktu terus berputar seiring keringnya air mata ini, air mata beliau dan rasa hancur yang anda ciptakan diteluk hati beliau.

Tapi sekarang, senyum itu ada.
Senyum bahagia itu ada. Terpatri indah di wajah mereka walau masih dalam balutan kecewa. Tawa renyah yang mereka ciptakan hampir dengan setengah paksaan, tapi itu sudah cukup membuat saya lega. Bahagia rasanya walau hanya senyum kecil bahagia yang ada. Setidaknya luka yang anda berikan saat itu, sekarang sudah mulai memudar dan sirna.

Terima kasih telah memberikan luka, lalu pergi berbahagia dengan orang lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar